Minggu, 15 November 2015

Makalah Pembelajaran Qawaid Bahasa Arab






تعليم القواعد
 

M a k a l a h
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Pengajaran Bahasa Arab
 
Dosen : Dedih Wahyudin, M.Ag.
 
 
Disusun oleh :
Kelompok VIII / PBA V-B
 
                        Nama : Moch Fauji Herdiansyah         (1132030045)
                                    Moch. Syamsul Gani               (1132030046)
Nida Shofia Balqis                  (1132030055)
Rahmat Hidayat                      (1132030063)
Salap Soleh                             (1132030068)
Sumayyah Khairun Nisa         (1132030078)
 
 
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG


KATA PENGANTAR

 
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas segala limpahan rahmat, taufik  serta  hidayah-Nya  sehingga  penyusun  dapat  menyelesaikan  tugas kelompok mata kuliah Metodologi Pengajaran Bahasa Arab dengan judul
تعليم القواعد".
Sholawat  beserta  salam  senantiasa  tercurahkan  kepada  nabi  Muhammad saw. Kepada  keluarganya,  sahabatnya,  kepada  pengikutnya  yang  senantiasa mencontoh kemuliaan akhlaknya sebagai tauladan hidup.
Kami  menyadari  bahwa  makalah  ini  masih  jauh  dari  sempurna.  Oleh
karena,  itu,  kritik  dan  saran  dari  semua  pihak  yang  bersifat  membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
 
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
 
 
 
 
 
 
Bandung, 9 November 2015
 
 
   Penyusun
 
 

DAFTAR ISI

 
 



BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang Masalah

Proses mempelajari bahasa asing khususnya bahasa Arab bagi orang Indonesia merupakan usaha-usaha khusus untuk membentuk dan membina kebiasaan baru yang dilakukan secara sadar. Pada saat ini bidang pendidikan dan pengajaran bahasa Arab di Indonesia menyaksikan kehadiran berbagai strategi, metode, pendekatan dan yang serupa dengannya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pengajaran bahasa Arab itu sendiri.
Dalam pembelajaran bahasa Arab, salah satu unsur terpenting adalah memahami tata bahasanya yang dikenal dengan istilah qawa’id. Dalam berbagai disiplin ilmu, istilah qawa’id telah dikenal dikalangan ulama, misalnya ada istilah qawa’id ushuliyyah, qawa’id fiqhiyyah, qawa’id ulum al-hadits dan yang lainnya.
Kata qawa’id merupakan jama’ dari kata qai’dah. Secara makna leksikal, Munawwir (2002: 1138) mengartikan dengan arti dasar, alasan, pondamen, peraturan, kaidah. Sedangkan secara istilah, qa’idah adalah ketentuan universal yang bersesuaian dengan bagian-bagiannya (juz-juznya) (Syafe’i, 2007: 251).
Namun dewasa ini, mayoritas para peserta didik yang belajar bahasa asing khususnya bahasa Arab lebih mementingkan aspek kemahiran berbicara sehingga aspek kebenaran dan ketepatan tata bahasanya kurang diperhatikan.
Dari latar belakang masalah ini, agar dapat membantu kegiatan pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Arab, maka penyusun menyajikan makalah dengan judul “تعليم القواعد”.
 

B.     Rumusan Masalah

Agar  makalah  ini,  terarah.  Maka  penyusun  membatasi  dengan  rumusan sebagai berikut:
1.      Apa pengertian pembelajaran qawa’id?
2.      Apa tujuan pembelajaran qawa’id?
3.      Apa metode dalam pembelajaran qawa’id?
4.      Bagaimana langkah-langah pembelajaran qawa’id?
5.      Bagaimana evaluasi pembelajaran qawa’id?
6.      Apa kekurangan dan kelebihan pembelajaran qawa’id?

C.    Tujuan Penulisan

Dari rumusan di atas, tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui pengertian pembelajaran qawa’id.
2.      Untuk mengetahui tujuan pembelajaran qawa’id.
3.      Untuk mengetahui metode dalam pembelajaran qawa’id.
4.      Untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran qawa’id.
5.      Untuk mengetahui evaluasi pembelajaran qawa’id.
6.      Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pembelajaran qawa’id.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Pembelajaran Qawa’id

Banyak definisi para ahli menyangkut pembelajaran, diantaranya adalah Dimyati dan Mudjiono, (1999) mengartikan pembelajaran sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian lain, pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa (Arief. S. Sadiman, et al., 1990). Sedangkan menurut Degeng (1993) adalah upaya untuk membelajarkan pembelajar.
Dari beberapa pengertian pembelajaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa inti dari pembelajaran itu adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar dalam diri siswa. (Sobry Sutikno, 2007:33)
Definisi yang diberikan para ahli tentang qawa’id atau gramatika antara lain adalah yang diungkapkan oleh  Cook dan Suter (1980:1) bahwa grammar adalah : ”a set of rules by which people speak and write” atau ”written description of the rules of language”. Definisi tersebut memberikan pengertian bahwa qawa’id atau gramatika merupakan seperangkat aturan yang digunakan oleh manusia dalam berbicara atau menulis, qawa’id adalah suatu deskripsi tertulis dari aturan-aturan suatu bahasa.
Qawa’id merupakan deskripsi dari aturan-aturan yang berlaku pada setiap bahasa. Lebih dari itu, qawa’id merupakan suatu subsistem yang terdapat dalam organisasi bahasa dimana satuan-satuan bermakna bergabung untuk membentuk satuan-satuan yang lebih besar. Hocket (1958:147) memberikan defenisi lain bahwa tata bahasa atau qawa’id memuat sistem aturan atau pola-pola yang berlaku pada suatu bahasa. Kaidah-kaidah suatu bahasa diperoleh atas dasar analisis peneliti terhadap peristiwa-peristiwa bahasa yang berulang-ulang. Brown (1987:341) berpendapat bahwa tata bahasa atau qawa’id adalah suatu sistem aturan yang mempengaruhi susunan dan hubungan konvensional kata-kata alam suatu kalimat. Pengertian ini secara implisit menyatakan adanya unsur-unsur pembentuk kalimat yang menjadi kajian dalam tata bahasa, yaitu tata kata dan tata kalimat.
Dari berbagai pengertian tentang qawa’id atau tata bahasa sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, tata bahasa dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu (1) tata kata dan (2) tata kalimat. Dalam bahasa Arab ilmu yang mengatur tata kata disebut dengan ilmu sharf (morfology). Menurut Al-Ghalayayni (1987:9) ilmu sharf adalah ilmu yang membahas dasar-dasar pembentukan kata, termasuk di dalamnya imbuhan. Sedangkan, yang dimaksud dengan tata kalimat dalam bahasa Arab adalah ilmu yang membahas tentang keadaan kata dalam pembentukannya menjadi kalimat. Tata kalimat dalam bahasa Arab dikaji dalam ilmu nahw (syntax). (Azis Fahrurrozi, 2009 : 213)
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian pembelajaran qawa’id adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar dalam diri siswa tentang sistem aturan atau pola-pola yang berlaku pada suatu bahasa khususnya bahasa Arab yang mencakup tata kata dan tata kalimat.
 

B.     Tujuan Pembelajaran Qawa’id

Hanomi dalam Fzil (2012) memaparkan bahwa tujuan pembelajaran qawa’id yaitu:
1.      Untuk memelihara lisan dari kesalahan dan memelihara tulisan dari kekeliruan serta menciptakan kebiasaan berbahasa yang benar. Sebagaimana yang diperintahkan oleh Ali Ibn Abi Thalib kepada Abul Aswad al- Duali untuk menetapkan kaidah-kaidah nahwu agar terpeliharanya bahasa Arab dari kerusakan yang disebabkan oleh bercampurnya dengan orang- orang asing dan terpengaruh oleh dialek mereka.
2.      Memahami posisi kata, sehingga membantu mengantarkan kepada pemahaman yang baik terhadap makna kata tersebut.
3.      Mengasah otak, menajamkan perasaan dan menumbuhkan perbendaharaan bahasa siswa.
4.      Membiasakan siswa mampu melihat dengan jeli, berfikir rasional dan sistematis, melatih mengambil kesimpulan, menggunakan teori, agumentasi yang mengantarkan siswa mengikuti pola induktif dalam pembelajaran qawa’id.
5.      Mengetahui dengan mudah kesalahan yang terdapat pada suatu kalimat, dengan merujuk pada standar kaidah yang dipelajari, karena kaidah bahasa merupakan ilmu standar yang menjauhkan siswa dari kesalahan dan mengingatkan ketika terjadi kesalahan.
 

C.    Metode Pembelajaran Qawa’id

1.      Metode Qiyas (al-thariqah al-qiyasiyyah)
Metode ini memberikan materi pelajaran tata bahasa yang dimulai dari hapalan kaidah, selanjutnya diikuti oleh penjelasan tentang berbagai aspeknya dan contoh. (Acep Hermawan, 2011:126)
2.      Metode Istinbat (al-thariqah al-isthinbathiyah)
Metode ini memberikan materi pelajaran tata bahasa yang dimulai dari contoh-contoh, selanjutnya diikuti oleh penjelasan tentang berbagai aspeknya. Setelah itu kesimpulan kaidah. (Acep Hermawan, 2011:126)
3.      Metode Teks Terpadu (Thariqah al-nushuush al-mutakaamilah)
Metode ini didasarkan atas teks terpadu atau utuh yang berisi satu topik . Dalam aplikasinya peserta didik diminta membaca teks, lalu mendiskusikan kandungannya, lalu guru menunjukan kalimat-kalimat tertentu dalam teks yang mengandung unsur kaidah yang hendak dibelajarkan, kemudian dari beberapa kalimat itu diambil kesimpulan dalam bentuk kaidah, dan akhirnya peserta didik diminta untuk mengaplikasikan kaidah itu kedalam contoh-contoh kalimat baru.
4.      Metode Aktivitas (Thariqah al-Nasyaath)
Untuk tahap pertama guru meminta peserta didik. Metode ini menuntut banyak aktifitas peserta didik untuk mengumpulkan kalimat dan struktur yang mengandung konsep qawa’id yang hendak dipelajari dari berbagai sumber seperti koran, majalah, atau buku. Lalu guru mengambil kesimpulan terhadap konsep qawa’id itu, lalu menuliskannya, kemudian diaplikasikan dalam contoh-contoh lain.
5.      Metode Problem (Thariqah al-Musykilat)
Mula-mula guru memberikan persoalan nahwu atau sharaf kepada peserta didik yang solusinya akan ditemukan melalui kaidah baru.
 

D.    Langkah-langkah Pembelajaran Qawa’id

Rosyidin (2006: 69) meutip metode Herbart yang menyebutkan lima tingkatan dalam mengajarkan nahwu, yaitu:
1.       Pendahuluan
Dalam fase ini guru bertanya jawab dengan siswa tentang pelajaran yang telah lalu yang berhubungan dengan pelajaran baru. Dengan kata lain pengetahuan yang telah dimiliki siswa di jadikan dasar untuk pelajaran selanjutnya yang belum mereka kuasai.
2.      Memperlihatkan contoh-contoh.
Contoh yang diambilkan dari al-Qur’an atau al-Hadits atau ungkapan sederhana itu ditulis di papan tulis, lalu guru menyuruh membaca dan memahaminya, hendaklah diberi garis bawah pada kata-kata yang perlu diberi harakat secukupnya.
3.      Memperbandingkan
Guru bertanya jawab dengan siswa tentang contoh-contoh tersebut. Satu demi satu, mana saja yang berbeda dan mana yang ada persamaannya apa jenis katanya dan apa macam i’robnya, dan sebagainya. Dengan demikian guru bersama siswa dapat mengambil kesimpulan bersama dari kaidah tersebut.
4.      Mengambil kesimpulan.
Setelah selesai memperbandingkan dan mengetahui sifat-sifat yang ada persamaannya atau perbedaannya dalam misal itu, maka dapatlah guru bersama siswa mengambil kesimpulan kaidah tadi dengan memberikan nama istilahnya. Kemudian guru menuliskan kaidah itu di papan tulis dan menyuruh salah seorang murid membacanya.
5.      Tatbiq
Setelah siswa mengetahui pokok kaidah, haruslah siswa tersebut diberi latihan sesuai dengan kaidah tersebut. Melalui langkah-langkah sebagai berikut :
a.       Guru memperlihatkan beberapa kalimat yang sempurna, lalu para siswa disuruh menerangkan mana yang berhubungan dengan kaidah yang telah dipelajari.
b.      Guru memperlihatkan kalimat-kalimat yang tidak sempurna hanya titik saja, lalu siswa disuruh mengisinya.
c.       Guru memberikan kata-kata, lalu siswa disuruh menyusun kalimat sempurna dari kata-kata itu sesuai dengan kaidah yang telah dipelajari.
d.      Guru menyuruh siswa membuat kalimat-kalimat yag sempurna dari kalangan siswa sendiri sesuai dengan kaidah tersebut.
e.       Supaya siswa terangsang hendaklah guru bisa menggabungkan dengan materi lain.
 

E.     Evaluasi Pembelajaran Qawa’id

Al-Khuli (1986: 157) menjelaskan bahwa evaluasi bahasa itu bertujuan untuk mengukur berbagai macam kemahiran, diantaranya adalah kemahiran dalam qawa’id. Menurut al-Khuli, evaluasi qawa’id dilakukan dengan cara siswa diuji untuk memahami struktur dan pembentukan bahasa Arab. Al-Khuli (1986: 158-159) menyebutkan 10 model evaluasi dalam pembelajaran qawa’id, yaitu sebagai berikut:
1.      Menyesuaikan Sighah
Pada evaluasi ini siswa diminta untuk menyesuaikan sighah pada kalimat yang ada di dalam kurung yang sesuai dengan jumlah. Contohnya:
(يأتى) الولد أمسِ
2.      Mengisi tempat yang kosong.
Pada evaluasi ini siswa diminta untuk menyimpan kalimat yang sesuai pada tempat yang kosong.
Contohnya:
____ يتعلم احمد
3.      Menggabungkan
Evaluasi ini menuntut siswa untuk menggabungkan dua jumlah menjadi satu jumlah.
4.      Menyingkap kesalahan
Pada evaluasi ini siswa diminta untuk menggaris bawahi pada tulisan yang salah kemudian membenarkan jumlah yang benarnya. Contoh:
كان فاطمة جالسة (كانت)
5.      Melengkapi jumlah
Contohnya:
المسلم قبل الصلاة________
6.      I’rab, misalnya: i’rabkanlah jumlah berikut atau i’rabkanlah kata yang digaris bawahi.
يكتب الولد الدرس
7.      Memindahkan atau merubah kalimat, contohnya: ubahlah jumlah ini dari madhi menjadi mudhare’, dari mufrad menjadi jama’, dari mutakallim menjadi mukhathab, dari mutsanna menjadi mufrad, atau dari mudzakkar menjadi muannats, atau dari mabni ma’lum menjadi mabni majhul.
8.      Menguji dari beberapa pilihan, misalnya: pilihlah jawaban yang benar berikut ini:

الولد يكتب الدرس. الولد هو.......  
 فاعل.مفعول به            ج.مبتدأ          د.          ب أ.خبر
9.    Menggantikan, contohnya: simpanlah kalimat berikut dengan cara menggantikan kalimat yang sesuai pada jumlah atau paragraph berikut:
الولد كتب الدرس
 (الولدان)
10.  Mengulangi susunan kalimat
Pada evaluasi ini siswa diminta untuk menyusun kalimat sehingga menjadi suatu jumlah.
Contohnya:
أباه في البيت وجد الطفل

F.     Kekurangan dan Kelebihan Pembelajaran Qawa’id

Kelebihan pengajaran Qawa’id ini antara lain, adalah:
a.       Siswa terbiasa menghafal kaidah-kaidah tata bahasa arab yang sangat diperlukan untuk mampu bercakap-cakap dalam bahasa arab yang benar dan mampu menulis dengan betul.
b.      Melatih mental disiplin dan ulet dalam mempelajari bahasa.
c.       Bagi guru terlalu sulit menerangkan pembelajaran ini, karena kemampuan kecakapan tidak diutamakan, dengan kata lain guru asalkan ia menguasai gramatika ( tata bahasa) yang baik, pengajaran dapat dilaksanakan.
 
Kekurangan pengajaran Qowa’id, adalah :
a.       Secara didaktis dan psikologi pengajaran ini bertentangan dengan kenyataan, pengetahuan bahasa seseorang tidaklah didahului dengan pengajaran tata bahasa terlebih dahulu. Tapi melalui peniruan ucapan atau percakapan.
b.       Penguasaan tata bahasa tidak dengan sendirinya menguasai percakapan. Membosankan atau jenuh terutama apabila guru tidak dapat menyajikan pelajaran secara baik dan menarik bagi siswa.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

BAB III

PENUTUP

 
Kesimpulan
Pembelajaran qawa’id adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar dalam diri siswa tentang sistem aturan atau pola-pola yang berlaku pada suatu bahasa khususnya bahasa Arab yang mencakup tata kata dan tata kalimat.
Hanomi dalam Fzil (2012) memaparkan bahwa tujuan pembelajaran qawa’id yaitu: (1) untuk memelihara lisan dari kesalahan dan memelihara tulisan dari kekeliruan, (2) memahami posisi kata, (3) mengasah otak, (4) membiasakan siswa mampu melihat dengan jeli, (5) mengetahui dengan mudah kesalahan yang terdapat pada suatu kalimat.
Adapun metode dalam pembelajaran qawa’id adalah sebagai berikut :    (1) metode qiyas (al-thariqah al-qiyasiyyah), (2) metode istinbat (al-thariqah al-isthinbathiyah), (3) metode teks terpadu (thariqah al-nushuush al-mutakaamilah), (4) metode Aktivitas (thariqah al-nasyaath), (5) metode problem (thariqah al-musykilat).
Berikut ini langkah-langkah pembelajaran qawa’id : Rosyidin (2006: 69) mengutip metode Herbart yang menyebutkan lima tingkatan dalam mengajarkan nahwu, yaitu: 1) pendahuluan, 2) memperlihatkan contoh-contoh, 3) memperbandingkan, 4) mengambil kesimpulan, 5) tatbiq.
 
 
 
 


DAFTAR PUSTAKA


 

Sutikno, Sobry. 2007, Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.

Hermawan, Acep. 2011, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Fahrurrozi, Azis dan Erta Mahyudin. 2009, Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia

http://megainfo92.blogspot.co.id/2013/12/metode-pembelajaran-qowaid-bahasa-arab.html

http://penerbit.insanrabbani.com/metode-pembelajaran-qawaid/

 

4 komentar:

  1. Mitra Penerjemah | Jasa penerjemah tersumpah di jakarta
    Merupakan sebuah lembaga yang bergerak di bidang jasa dan kami berdiri sejak tahun 2005
    Kami melayani translation:
    -CV
    -Jurnal
    -Abstrak
    -Legalisasi dokumen
    -Tugas Sekolah/Kuliah
    -Esai/Karangan
    -Dokumen penting (KK/KTP/Akta Kelahiran/Akta Tanah)
    Kami juga menyediakan jasa: -SWORN TRANSLATOR resmi untuk kebutuhan pembuatan visa atau kedutaan.
    File dapat dikirim melalui email:mitrapenerjemah@yahoo.com
    Kontak Kami Alamat:
    Jl. Olahraga 1 no.33B, Condet Raya-Jakarta Timur
    Phone. 021-50448230 – 082123532858 (Whatsapp)
    website kami: www.mitrapenerjemah.com

    BalasHapus
  2. terimakasih sangat membentu, sudah lama saya mencari artikel ini untuk bahan skipsi.sukronnn

    BalasHapus
  3. Dengan banyaknya yang menyukai burung lovebird, harga jual burung ini pun sangat tinggi dan meningkat, seiring dengan berjalannya waktu. Sehingga wajar, bila para peternak burung berlomba-lomba membudidayakan burung lovebird agar meraup banyak keuntungan. Namun hal yang banyak terjadi, dalam proses budidaya/beternak burung lovebird, Kita sering mengalami kegagalan untuk mengawinkan keduanya (jantan dan betina). Alasannya cukup simpel, tidak sedikit burung. Masih berkaitan Jika menggunakan cabai bubuk korea warnanya akan jauh lebih merah dan jika menggunakan cabai lokal warnanya tidak secerah cabai korea tapi rasanya lebih mantap.
    Masmuka Artinya Cara Mengobati Penyakit Mata (Snot) Pada Lovebird Ufa Bunga SMartphone

    BalasHapus